Sabtu, 05 Februari 2011

Kota Sabang

Kota Sabang terletak di Pulau Weh dan merupakan wilayah paling Barat dari Indonesia. Wilayah ini berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, Thailand dan India. Topografi daerah ini terdiri dari dataran rendah, tanah bergelombang, berbukit dan bergunung, dan batu-batuan di sepanjang pantai.




Struktur perekonomian Kota Sabang ditopang oleh empat sektor ekonomi utama, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor bangunan dan konstruksi; sektor pertanian; sektor jasa-jasa. Keempat sektor tersebut memberikan kontribusi hampir mencapai 80 persen terhadap nilai PDRB daerah.

Kota Sabang memiliki dua pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Samudra (alam) di Teluk Sabang dan Pelabuhan Ferry di Teluk Balohan. Pelabuhan Samudra digunakan sebagai sarana Pelabuhan Bebas Sabang yang dapat dilabuhi kapal-kapal besar dari berbagai negara. Di daerah ini juga terdapat bandar udara Maimun Saleh, yang melayani jalur penerbangan utama ke bandara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh.



Pulau Weh mempunyai keunikan dan keindahan alam serta tempat bersejarah yang potensial bagi pengembangan pariwisata. Daerah ini memiliki koleksi peninggalan meriam dan benteng kuno untuk wisata sejarah. Beberapa tempat wisata alam yang menarik adalah Taman Laut Rubiah, wisata pantai dan gua pantai.

Potensi sektor pertanian tersebar di dua kecamatan, Sukajaya dan Sukakarya. Tanaman sayur-sayuran yang dominan terdapat di Sukajaya adalah cabe merah dan kacang panjang, sedangkan di Sukakarya adalah bayam dan ketimun. Tanaman buah-buahan yang terbanyak di Sukajaya adalah pepaya dan kelapa, dan di Sukakarya adalah durian dan nangka. Buah pisang relatif merata terdapat di dua kecamatan.

Lihat Peta Lebih Besar


Usaha peternakan di Sukajaya tersebar ternak Sapi, Kambing, Ayam Buras dan Itik; dan di Sukakarya terdapat peternakan Ayam Ras dan Itik. Sebagai wilayah pulau, usaha perikanan di Kota Sabang tersebar di semua kecamatan, sedangkan usaha perdagangan yang memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) terpusat di Kecamatan Sukakarya.

Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kota+Sabang

Sumber Gambar:

http://masyarakatsabang.blogspot.com/2009/07/peta.html
http://butiran-hikmah.blogspot.com/2010_06_09_archive.html
http://andiwana.wordpress.com/about/
http://deniesacehimages.blogspot.com/2010_01_01_archive.html

Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Sabang

ari sudut pertumbuhan ekonomi, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Sabang merupakan Kawasan Strategis Nasional. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang (UU) No. 26/2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang telah ditetapkan dengan UU No. 37/2000.

Secara geografis, kawasan Sabang, yang terletak di Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), berada di jalur lintasan kapal internasional. Pantai-pantai di Sabang juga memiliki laut pesisir yang dalam dan memenuhi syarat untuk kapal-kapal besar berlabuh.

Akomodasi Di Sabang

Untuk anda yang ingin berwisata di Pulau Weh, kini tersedia fasilitas akomodasi yang cukup variatif. Terdapat banyak tempat penginapan baik hotel, losmen, maupun cottage yang nyaman baik di pusat kota maupun di tempat-tempat wisata favorit anda dengan harga terjangkau. Adapun tempat penginapan yang ada di pulau weh antara lain :

Daftar Alamat Hotel/Penginapan di Sabang :

Wisata Sabang, Kaya Objek Miskin Kunjungan

Sabang memang tidak sama dengan Bali. Tapi wilayah kepulauan di ujung barat wilayah Indonesia ini memiliki panorama alam yang populer disebut ’surga bawah laut’ di kawasan Pulau Rubiah dan Iboih.

Hamparan pasir putih sepanjang pandangan mata seakan menjadi garis pemisah antara daratan dengan perairan laut. Pantai berpasir putih itu menjadi modal menarik minat kunjungan orang ke pulau di Provinsi Aceh.

Di sepanjang pantai berpasir putih itu memang tidak ada bule berpakaian bikini berjemur, beda dengan Pulau Dewata Bali karena aturan tidak diperbolehkan di negeri yang menjalankan Syariat Islam tersebut.

Mengintip Sabang Simbol Negeri

Selamet Ginting

Sabang bukan hanya sebagai simbol negeri, tetapi juga memiliki potensi wisata yang dapat diandalkan.ebuah monumen menjulang S tinggi berdiri di atas bukit. Tugu warna putih setinggi 22,5 meter itu berbentuk lingkaran berjeruji. Di atasnya terdapat lingkaran menyempit seperti mata bor.

Di puncak tugu berdiri patung burung garuda yang menggenggam angka nol. Di situ terukir sebuah prasasti dari marmer hitam yang menunjukkan posisi geografis tugu ini. Lintang Utara 05 54 21,99" Bujur Timur 95 1259,02". Prasasti itu ditandatangani Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BPPT BJ Habibie pada 1997.

Wisata Ke Titik Nol, Sabang

Dari Sabang sampai ke Merauke

Berjajar pulau-pulau

Sambung menyambung menjadi satu

Itulah Indonesia..

Penggalan lagu yang menggambarkan pulau-pulau di nusantara itu, pasti semua orang tahu. Dari anak-anak hingga dewasa. Karena lagu itulah yang diajarkan guru kita ketika duduk di bangku SD bahkan di TK. Kini aku menapakkan kaki di Sabang, sebuah pulau yang terletak di ujung barat utara negeri ini. Sungguh luas negeri ini. Konon negeri seperti jamrud di khatulistiwa.

Dewan Kawasan Sabang Terbentuk

Pemerintah pusat mengesahkan Peraturan Pemerintah nomor 83 tahun 2010 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemerintah kepada Dewan Kawasan Sabang (DKS).

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf saat menyerahkan PP Sabang kepada Ketua Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Ruslan Abdul Gani, Senin, di Banda Aceh, mengatakan, dengan ditandatanganinya PP Sabang ini, akan lebih mempermudah pemerintahan Aceh untuk mengembangkan perekonomian masyarakat, khususnya di Kota Sabang.

Perlu Kesungguhan Bangun Sektor Pariwisata Sabang

Pelaku bisnis wisata minta semua pihak agar serius untuk membangun sektor pariwisata di Kota Sabang, Pulau Weh Provinsi Aceh. “Perlu kesungguhan semua pihak untuk memajukan sektor pariwisata Sabang dan yang dibutuhkan adalah program nyata, bukan lagi sekedar janji,” kata seorang pelaku bisnis wisata Sabang Mahyiddin (60) di Banda Aceh, Jumat [11/06]. Hal itu disampaikan menanggapi penetapan Kota Sabang menjadi tujuan wisata oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Kota Sabang yang berpendududk sekitar 30 ribu jiwa itu memiliki sejumlah objek wisata potensial, yang tidak hanya dikenal masyarakat lokal, nasional tapi juga wisatawan manca negara.

Pulau Sabang - Surga Terpendam Diujung Sumatera

Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Station oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1881. Pada tahun 1887, Firma Delange dibantu Sabang Haven memperoleh kewenangan menambah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan. Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan istilah vrij haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station yang selanjutnya dikenal dengan nama Sabang Maatschaappij. Perang Dunia II ikut mempengaruhi kondisi Sabang dimana pada tahun 1942 Sabang diduduki pasukan Jepang, kemudian dibombardir pesawat Sekutu dan mengalami kerusakan fisik hingga kemudian terpaksa ditutup.